Rabu, 12 November 2014

RESUME OF LOKIGA/ MANTIQ

D. TENTANG NATIJAH

            Kata Natijah berasal dari bahasa arab, yang berarti hasil atau inti kesimpulan. Maksudny adalah hasil dari dua pernyataan yang terkait antara muqadimah pertama dengan muqadimah ke dua.
Hal yang harus ada supaya Natijah lurus dan benar     :
1.       Semua natijah pada semua syakal mengikuti kerendahan mikadimah-mukadimahnya,
( kerendahan disini adalah juz’iyah dan salibah karena juz’i lebih rendah daripada kuli dan salibah lebih rendah daripada mujabah ). Jika salah satu mukadimahnya juz’iyah, maka natjahnya harus juz’iyah, Jika salibah maka natijahnya harus salibah.
2.       Bila kedua mukadimahnya mujabah, maka natijahnya pasti mujabah.
3.       Jika salah satu mukadimahnya salibah, maka natijahnya harus salibah
4.       Jika salah satu mukadimahnya juz’iyah, maka mukadimahnya harus juz’iyah
5.       Jika kedua mukadimahnya kulliyah, maka tidak mesti mukadimahnya kulliyah
6.       Syakal awal akan melahirkan natijah empat macam qadiyah
7.       Syakal duaakan tidak melahirkan natijah, kecuali salibah kulliyah atau juz’iyah
8.       Syakal tiga tidak melahirkan natijah, kecuali juz’iyah salibah atau mujabah
9.       Syakal empat tidak melahirkan natijah, kecuali juz’iyah. Kecuali pada dharab satu  
( mukadimah sugra kulliyah salibah, sedang mukadimah kubra nya kulliyah mujabah. Akan melahirkan natijah kulliyah salibah.

E. QIYAS IQTIRANI SYARTHIYAH

1.       Qiyas Iqtirani Syarthiyah ada yang muttasilah, terkadang tersusun dari empat syakal dilihat dari haddul ausat, yakni :
a.       Syakal Pertama
Haddul ausat dalam qiyas menjadi tali pada mukadimah pertama dan mukaddam dari mukadimah ke dua.
Contoh  : a=b – b=c
-          Tiap-tiap kami pergi kuliah, kami mendapat ilmu,
-          Tiap- tiap kami mendapat ilmu, kami merasa senang
-          Tiap-tiap kami kuliah, kami merasa senang
b.       Syakal ke dua
Haddul ausat sama-sama menjadi tali pada kedua muqadimahnya.
Contoh : a=b – c=b
-          Tiap-tiap mahasiswa itu pelajar, maka ia adalah manusia
-          Tidak satupun dari tanaman itu binatang, maka ia itu manusia
-          Tidak satupun pelajar itu bukan manusia
c.       Syakal ketiga
Haudul ausat menjadi muqadam pada kedua muqadimahnya.
Contoh : a=b – a=c
-          Tiap-tiap yang merupakan bentuk segitiga , maka ia berbentuk datar
-          Tiap-tiap yang merupakan bentuk segitiga, maka ia mempunyai tiga sudut
-          Kadang-kadag jika sesuatu itu berbentuk datar, maka mempunyai tiga sudut

d.       Syakal keepat
Haudul ausat menjadi muqaddam pada muqadimah pertama, dan menjadi  tali pada muqadimah kedua
Contoh : a=b – c=a
-          Kadang- kadang bentuk itu mempunyai empat sisi, maka ia termasuk bentuk datar
-          Tidak sama sekali yang mempunyai tiga sisi, maka ia bentuk empat sisi
-          Tidaklah bila bentuk itu kadang-kadang bentuk datar, maka mempunyai tiga sisi.
2.       Qiyas Iqtirani Syarthiyah Munfasilah
Contoh  :
-          Selalu manusia itu adakalanya hidup adakalanya mati
-          Tiap-tiap yang tidak hidup adakalanya mati dan tidak mati
-          Selalu manusia itu adakalanya hidup adakalanya mati
3.       Kadang qiyas itu dapat tersusun dari qadhiyah syartiyah muttasilah dan qadhiyah munfasilah.
Contoh ( syakal pertama )          :
-          Bila bentuk datar dikelilingi tiga garis lurus yang berpotongan, maka bentuk itu adalah segitiga
-          Tiap bentuk segitiga, adakalanya mempunyai sudut tegak lurus, adakalanya sudut tumpul
-          Bilamana bentuk datar itu dikelilingi tiga garis lurus yang berpotongan, maka adakalanya bentuk itu mempunyai sudut tegak lurus atau sudut tumpul
4.       Kadang qiyas itu tersusun dari qadhiyah syarthiyah muttasilah dan hamiliyah, ( ada 4 syakal )
Contoh              :
a.       Syakal pertama
-          Bila benda itu besi maka pasti logam
-          Tiap logam bila dipanaskan berkembang
-          Bila benda itu berupa besi, maka berkembang bila dipanaskan
b.       Syakal kedua
-          Tiap-tiap sesuatu iti mangga, maka ia adalah tanaman
-          Tidaklah binatang itu tanaman
-          Tidak sama sekali mangga itu binatang
c.       Syakal ketiga
-          Setiap besi maka itu logam
-          Setiap besi adalah penghantar panas
-          Kadang-kadang logam sebagai penghantar panas
d.       Syakal ke empat
-          Kadang-kadang bila sesuatu makanan, maka bisa dijual.
-          Tidak sma sekali makanan itu, merupakan batu
-          Tidaklah kadang-kadang, yang bisa dijual adalah batu

5.       Kadang qiyas itu tersusun dari qadhiyah syarthiyah munfasilah dan hamiliyah
Contoh : ( syakal pertama)
-          Selalu manusia itu adakalanya hidup adakalanya mati (munfasilah).
-          Tiap-tiap yang mati tidak memerlukan makanan ( hamiliyah)
-          Selalu manusia itu adakalanya hidup dan adakalanya tidak memerlukan makanan

F. QIYAS ISTISNA’I

            Qiyas Istisna’I adalah qiyas yang disebutkan secara eksplisit ( bil fi’li ) ain natijah atau naqid natijahnya.
Istina’ terbagi dua macam           :
1.       Istisna’i Muttasilah ( muqaddam pertamanya merupakan syarthiyah muttashilah )
a.       Jika muqaddam isbat, maka tali natijahnya isbat
Contoh        :
-          Manakala makanan itu manis, maka mengandung gula
-          Akan tetapi makanan itu manis
-          Maka makanan itu mengandung gula
b.       Jika muqaddamnya nafi, maka natijahnya dalam bentuk nafi muqaddam
Contoh        :
-          Akan tetapi makanan itu tidak manis
-          Maka makanan itu tidak mengandung gula
2.       Istisna’i Munfashilah ( muqaddimah pertamanya syarthiyah munfashilah )
Contoh              :
-          Mahasiswa UIN adakalanya pintar, adakalanya bodoh
-          Akan tetapi mahasiswa UIN ini pintar
-          Maka mahasiswa UIN ini tidak bodoh
Istisna’i Munfashilah ada dua macam                  :
a.       Mengitsbatkan muqadam, menatijahkan itsbat tali
Contoh        :
-          Manakala itu adalah manusia, maka adalah hewan
-          Akan tetapi ia manusia
-          Maka dia adalah hewan
b.       Menafikan tali menatijahkan naïf muqadam
Contoh        :
-          Manakala itu adalah manusia, maka adalah hewan
-          Akan tetapi ia bukan hewan
-          Maka ia bukan manusia





Tidak ada komentar:

Posting Komentar