Rabu, 05 November 2014

TUGAS MATA KULIAH MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PAI
KELAS 4B PAI
MODEL STRATEGI PEMBELAJARAN INOVATIF PROGRESSIF, LEARNING REVOLUTION
Dosen Pengampu:
KHOIRUNNISAA’, S.Ag., M.Ag.



 








Disusun oleh :
 Kelompok 8:
1.      Heri Susanto                       
2.      Purnawati
3.      Siti inayah
4.      Viga Yuli Andari


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MADIUN
2014





            BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang
Di era globalisasi ini, produktifitas pengangguran terjadi akibat ketidakmampuan pendidik menghantarkan manusia menjadi mandiri dan berkualitas. Untuk itu perlu terobosan secara revolutioner cara belajar efektif.
Selama ini, sekolah cenderung identik dengan kewajiban belajar. Akibatnya, banyak siswa merasa gagal, karena sistem sekolah dianggap membosankan dan melelahkan. Sistem belajar yang disampaikan oleh guru cenderung menakutkan, membuat siswa stres.
Jalan keluarnya, tawaran belajar yang menyenangkan dan mengasyikkan menjadi penting. Kenapa? Agar sistem pembelajaran mampu melakukan perubahan-perubahan berkualitas yang sejalan dengan dinamika masa depan yang tambah kompleks. Persaingan globalisasi membutuhkan aktor-aktor berkualitas.
Kualitas lulusan yang telah dihasilkan oleh sekolah-sekolah di Indonesia, telah sewajarnya menjadi keprihatinan kita bersama. Kewajiban anak-anak menempuh wajib belajar 9 tahu seyogyanya perlu didasari oleh visi bersama yang mengacu pada kualitas anak didik handal, mampu, mandiri dan kreatif. Sayangnya, cita-cita ini hanya memperoleh sedikit perhatian dari pemerintah dan masyarakat.
Keinginan untuk menciptakan sekolah unggul hanya pada tataran ide. Yang ada, terkesan asal-asalan, bahkan terbaca, pihak penyelenggara membiarkan kondisi sarana dan prasarana pendidikan sangat minim dari memadai dan dari berstandar mutu. Sikap bias ini begitu nampak dari alokasi anggaran untuk pendidikan di setiap daerah berkisar 5-10% yang berorientasi pada pembangunan gedung semata.
Panggilan otonomi daerah seakan tidak mampu mengilhami perubahan significant menuju perbaikan kualitas pendidikan. Sedangkan pendidikan berbasis otonomi daerah yang digagas guna memenuhi standar kebutuhan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan lokal, tidak menyentuh realitas di lapangan. Ketidak-tepatan ini berdampak pada anak didik akan terbawa arus stagnas.
Untuk itu dengan belajar secara inovatif progressif dan revolution, diharapkan bisa meningkatkan kualitas pendidikan, karena inovatif progressive learning diterapkan dengan pengalaman anak dan belajar cepat dengan hal-hal yang baru. Kemudian untuk  learning revolution diterapkan dengan “FUN” maka belajar akan efektif dengan menggunakan potensi yang dimilikinya. 

B.     Rumusan Maslalah

1. Apa yang dimaksud dan bagaimana urgensi serta model belajar melalui pengembangan Model Pembelajaran Inovatif – Progresif
2. Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Revolusi (Learning Revolution) dan bagaimana konsep,model, strategi dan manfaat Pembelajaran Revolusi (Learning Revolution )  ?

C.     Tujuan

1.  Mengetahui pengertian dan urgensi belajar melalui pengembangan pembelajaran inovatif-progressif
2.    Mengetahui pengertian,konsep,strategi,dan manfaat pembelajaran revolusi ( learning revolution )












BAB II
PEMBAHASAN



A.     Model Pembelajaran Inovatif – Progresif
a.       Urgensi Tentang Belajar Melalui Pengembangan Model Pembelajaran Inovatif – Progresif
Belajar adalah adanya perubahan tingkah laku karena adanya suatu pengalaman. Perubahan tingkah laku tersebut dapat berupa perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman,dan apresiasi.
Inovatif adalah suatu kemampuan manusia dalam mendayagunakan pikiran dan sumber daya yang ada disekelilingnya untuk menghasilkan suatu karya yang benar-benar baru yang orisinil, serta bermanfaat bagi banyak orang

Progressif adalah ke arah kemajuan

Dari definisi-definisi tersebut maka yang dimaksud dengan pembelajaran inovatif progressif adalah suatu proses pembelajaran mengarah pada kemajuan yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru.
Berdasarkan paparan diatas, maka model pembelajaran inovatif – progresif mendasarkan diri pada kecenderungan pemikiran belajar sebagai berikut :
1.       Proses Belajar
ü  Belajar tidak hanya sekedar menghafal
ü  Anak belajar dari mengalami
ü  Ahi sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang itu terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang suatu persoalan
ü  Pengetahuan tidak apat dipisah-pisahkan menjadi fakta –fakta atau proposi yang terpisah
ü  Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru
ü  Siswa peru dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya,dan bergeut dengan ide – ide
ü  Proses belajar dapat mengubah struktur otak
2.       Transfer Belajar
ü  Siswa belajar dari megalami sendiri
ü  Keterampilan dan pengetahuan diperluas dari konteks yang terbatas (sdikit demi sedikit)
ü  Penting bagi siswa mengetahui untuk apa dia beajar? Dan bagaimana dia menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu.
3.       Siswa Sebagai Pembelajar
ü  Sorang anak mempunyai kecenderungan untuk belajar dengan cepat hal-hal yang baru.
ü  Strategi belajar itu penting peran orang dewasa (guru ) membantu menghubungkan antara yang baru degan yang sudah diketahui
ü  Tugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri.
4.       Pentingnya Lingkungan Belajar
ü  Belajar efektif dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa
ü  Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan baru mereka. Dan Strategi belajar lebih dipentingkan daripada hasil
ü  Umpan balik amat penting bagi siswa
ü  Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.
b.      Model-model pembelajaran Inovatif-Progressif
ü  Examples no examples (contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD)
ü  Picture and picture ( menggunakan gamabr-gambar yang sesuai dengan materi)
ü  Numbered heads together ( kepala bernomor )
ü  Cooperative script (siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari )
ü  Kepala bernomor struktur ( modifikasi dari number heads )
ü  Student teams achievement divisoions
ü  Debat
ü  Make - a match ( mencari pasangan )
ü  Bertukar pasangan
ü  Problem based introductuon
(pembelajaran berdasarkan masalah)
B.     MODEL STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING REVOLUTION
1.       Pengertian
    Hakekat belajar sendiri adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi akibat adanya pengalaman dan latihan. Jadi, tujuan belajar sendiri ialah mencapai perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, maupun aspek secara luas. Jika dikaitkan dengan globalisasi, revolusi kecerdasan abad 21 salah satunya adalah Learning Revolution.[1]
    Cara belajar yang memungkinkan bisa keluar dari lingkaran kapatalisme adalah belajar secara revolusioner yaitu belajar secara mengasyikkan dan menyenangkan sepanjang hidup manusia tanpa terikat oleh sistem yang memenjarakan kebebasan dengan peraturan yang mesti dipenuhi. Dengan kondisi yang serba tidak menentu, serta ketidak perdulian penguasa pada rakyatnya maka perlu kecerdasan untuk mengambil langkah belajar secara revolusioner. Jika tidak, keadaan seperti saat ini takkan bisa mengentaskan Indonesia dari jurang kemiskinan. Banyak orang berjalan dan juga terbang. Sebagian lain kita menyaksikan kehidupan yang sedemikian susah dan terampas hak-hak hidup untuk kepentingan kapatilisme. Sebagian manusia tunduk pada sistem yang mengeksploitasi kehidupan dasar dan kepribadiannya semata untuk kepentingan material.[2]
2.       Konsep Learning Revolution
    Belajar cara revolusi akan efektif apabila anak mengalami pembebasan dalam menuangkan ide dan mengeksplorasi (menerangkan) pikirannya. Belajar secara revolusioner adalah menjungkir-balikkan keyakinan yang telah membelenggu pikiran manusia tentang belajar yang harus di dalam kelas dan mendengarkan keterangan yang diberikan oleh guru. Belajar revolusioner memberikan ruang kepada setiap anak untuk belajar secara kreatif sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.[3]
    Untuk membantu belajar revolution, digunakan untuk menentukan tindakan dan fikiran yang diyakininya. Guru berperan sebagai fasilitator dan teman berdiskusi secara sepadan tanpa menakutkan bagi anak didik. Seluruh alam menjadi media pembelajaran efektif dengan menjadikan dunia sebagai kelas. Dengan demikian akan mampu menciptakan kreasi baru setiap saat. Modifikasi dari hal-hal yang lama adalah mutlak diperankan oleh anak untuk terus memodifikasi karya-karya baru. Pelajaran tidak berfokus dalam sistem kelas dari 09.00 – 15.00 setiap Senin sampai Sabtu, namun berubah sesuai dengan kemampuan anak yang berbeda-beda. Setiap manusia punya keunikan untuk menentukan kapan dan berapa lama ia berlayar. Bagi usia anak-anak belajar dengan cara bermain sungguh mengasyikkan. Mereka akan kreatif dengan latihan-latihan yang tidak pernah gagal.
   Manusia adalah makhluk berfikir dan berimajinasi, ini juga telah disebutkan dalam Al Qur’an. Jadi, setiap manusia pasti berfikir jika ingin berubah karena otak manusia adalah komputer terhebat di dunia. Bisa dengan meningkatkan pendidikan. Dan agar pengajaran bisa efektif, pendidik hendaknya menggunakan hal-hal seperti diskusi kelompok kecil, penelitian, prestasi, debat, latihan pengalaman, lapangan, simulasi, studi kasus. Maka akan menghasilkan apa yang kita inginkan, apalagi ditambah dengan otak serta fisik kita yang memiliki potensi yang luar biasa. Sehingga dari semua kita punya akan menghasilkan kecerdasan yang bisa diperoleh antara lain dari gerakan, karena gerakan adalah bagian tak terpisahkan dari belajar dan berfikir. Sehingga siswa bisa merespon dari semua yang telah disampaikan dan bisa melahirkan ide-ide baru. Otak manusia memiliki bagian yang berbeda, sehingga manusia bisa berfikir dan melatih otak tersebut agar berfungsi.
3.       Model Learning Revolution
    Terdapat banyak sekali model pembelajaran Learning Revolution, di antaranya adalah:
a.       Setiap orang adalah guru dan sekaligus murid (Untuk pertama kalinya, anak-anak mengambil alih posisi menentukan dalam revolusi komunikasi). Bagi kebanyakan orang, belajar akan sangat efektif jika dilakukan dalam suasanan yang menyenangkan.
b.       Ciptakan lingkungan yang baik, maka anak-anak yang berasal dari keluarga miskin sekalipun akan berkembang dalam proses belajar mandiri.
c.       Saat terbaik untuk mengembangkan kemampuan belajar adalah sebelum masuk sekolah, karena sebagian besar jalur penting di otak dibentuk pada tahun-tahun awal yang penting tersebut.
d.       Orang dapat belajar dengan baik ketika mereka mau belajar, bukan pada usia yang ditentukan orang lain.
e.       Informasi yang kompleks sekalipun dapat diserap dan diingat dengan mudah jika siswa benar-benar terlibat (di dalam proses pembelajaran).
f.        Meskipun anda tertinggal di sekolah, tidak ada kata terlambat untuk mengejarnya, dengan metode belajar terpadu.
g.       Penelitian otak menunjukkan bahwa kecerdasan tikus dapat berkembang di lingkungan yang tepat, dan demikian pula halnya dengan manusia.
h.       Tipe kecerdasan tidak hanya satu, dan setiap orang memiliki gaya belajar yang unik, sama uniknya dengan sidik jari. Sekolah yang efektif harus dapat mengenali dan melayaninya.
i.         Game komputer dapat mengubah berbagai aspek dalam belajar.
j.         Tidak harus menjadi negara besar untuk memimpin dunia, yang paling menentukan adalah pemerintahan yang bervisi ke depan.[4]
4.       Strategi Pembelajaran Revolusi (Learning Revolution)
Di antara strategi pembelajaran revolusi (Learning Revolution) adalah:
a.          Ambilah pelajaran dari olahraga. Karena dalam olahraga, seperti olahragawan mereka mempunyai mimpi, tujuan, rencana, pilihan, dan sikap yang positif. Artinya, keberhasilan bisa diraih bila bergairah, dan memiliki obsesi serta motivasi.
b.          Beranilah bermimpi tentang masa depan.
c.          Tentukan tujuan spesifik dan tetapkan tenggat waktu. Mula-mula tentukan poin apa yang anda ingin pelajari, setelah itu, tentukan tujuannya setelah itu buatlah langkahnya dan tentukan waktunya.
d.          Dapatkan pemandu yang antusias segera. Apapun yang ingin anda pelajari, sesungguhnya banyak orang lain yang telah mempelajarinya.
e.          Mulailah dengan gambaran menyeluruh seperti pada puzzle.
f.           Tanya, Gunakanlah dengan kunci (apa, siapa, kapan, dimana dan bagaimana) bertanyalah pada setiap orang yang anda anggap mampu.
g.          Carilah prinsip utama.
h.          Temukan 3 buku terbaik yang ditulis oleh praktisi andal. Maka ini akan mempermudah anda mendapat apa yang anda inginkan.
i.            Pelajari lagi cara membaca lebih cepat, lebih baik dan lebih mudah. Carilah poin-poin utama serta bacalah yang menggugah minat anda.
j.            Perkuat dengan gambar dan suara
k.          Belajar melalui praktik. Bukan hanya teori, tetapi dipraktekkan.
l.            Gambarlah peta pikiran sebagai ganti catatan linier. Dengan begitu maka memori otak akan meningkat.
m.        Pelajari cara mencapai kondisi waspada yang relaks (relaxed alertness). Maka kita harus mengetahui tentang kondisi yang tepat pada saat itu dengan menggunakan gelombang otak anda.
n.          Lakukan dan lakukan. Belajar dengan mempraktekkan langsung tidak hanya sekedar teori-teori fiktif.
o.          Tinjau ulang dan renungkan. Mempelajari suatu hal dengan meninjau ulang secara teratur poin-poin penting segera setelah menyelesaikannya. Atau dengan cara membaca sekilas dengan menandai dan mencari ide-ide pokoknya.
p.          Gunakan alat bantu sebagai cantolan memori. Dengan mengasosiasikan pengetahuan yang baru dapat diperoleh dengan sesuatu yang sudah diketahui.
q.          Nikmatilah berbagai permainan. Asosiasi orang terhadap kata-kata belajar ditemukan 10 kata konsep. Yaitu : membosankan, ujian, pekerjaan, rumah, buang-buang waktu, hukuman tidak relevan, penahanan, benci dan takut. Pendidikan progresif saat ini menekankan perlunya menghadirkan kembali proses awal belajar yang menyenangkan, bahkan humor itu sendiri adalah cara yang baik untuk belajar jadi kaitkanlah humor dengan belajar.
r.           Ajarilah orang lain, Yakni setiap orang mengajari seorang lain, bahwa setiap orang bisa menjadi guru.
s.          Ikutilah kursus sistem belajar cepat. Pada masalah ini berkonsentrasi pada tip-tip sederhana yang dapat dilakukan sendiri adalah cara yang baik akan tetapi cara terbaik untuk mempelajari seluruh prinsip tersebut yaitu dengan mengikuti kursus sistem belajar cepat dan spesifik, metode-metode sederhana membantu akan membantu mengingat apa saha secara lebih efektif, bahkan tanpa perlu melakukan studi terperinci atas teknik-teknik dalam sistem belajar cepat terpadu.




5.       Manfaat Pembelajaran Revolusi (Learning Revolution)

    Mempermudah, mempercepat belajar dan menguatkan memori otak. Sebagaimana pendapat Tony Bazan yang mengatakan bahwa dari learning revolution ini bisa menggabungkan antara pengetahuan, kepedulian, optimisme dan saran-saran yang praktis. Ia menjadi petunjuk yang baik dalam memahami kemajuan dan konsep-konsep utama yang mempengaruhi pembelajaran.

    Dengan belajar dalam keadaan yang “FUN” maka belajar akan efektif serta respon yang diterima sangat baik. Sebagaimana pendapat Ray Mond A. Daley, bahwa metode ini bisa merangsang, menantang dan menggugah pendidik di masa depan. Caranya menampilkan saran-saran praktis begitu inspiratif dan mengasyikkan untuk melakukan sesuatu sekarang.[5]























BAB III
KESIMPULAN

Pembelajaran inovatif progressif adalah suatu proses pembelajaran mengarah pada kemajuan yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru.
Learning Revolution ( pembelajara revolusi ) adalah belajar secara mengasyikkan dan menyenangkan sepanjang hidup manusia tanpa terikat oleh sistem yang memenjarakan kebebasan dengan peraturan yang mesti dipenuhi.
Manfaat learning revolution adalah mempercepat belajar dan menguatkan memori otak. Sebagaimana pendapat Tony Bazan yang mengatakan bahwa dari learning revolution ini bisa menggabungkan antara pengetahuan, kepedulian, optimisme dan saran-saran yang praktis. Ia menjadi petunjuk yang baik dalam memahami kemajuan dan konsep-konsep utama yang mempengaruhi pembelajaran.
    Dengan belajar dalam keadaan yang “FUN” maka belajar akan efektif serta respon yang diterima sangat baik. Sebagaimana pendapat Ray Mond A. Daley, bahwa metode ini bisa merangsang, menantang dan menggugah pendidik di masa depan. Caranya menampilkan saran-saran praktis begitu inspiratif dan mengasyikkan untuk melakukan sesuatu sekarang
















BAB IV
PENUTUP

Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Karena sesungguhnya kesempurnaan itu milik Allah dan kekurangan bagian dari kita. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermafaat dan menambah referensi pengetahuan kita. Terimakasih.






















DAFTAR PUSTAKA

ü  Dryden Gordon. Dr. Jeannette VOS, 2001, Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution) bagian 1 : Keajaiban Pikiran. Bandung : Kaifa.
ü  Efendi Agus, 2005, Revolusi Kecerdasan Abad 21, Bandung : Afabeta.
ü  Rakhmat Jalaluddin, 2006, Belajar Cerdas, Bandung : MLC
ü  Rusyan Tabrani A. Drs. Atang Kusdinar, BA. Drs. Zainal Arifin, 1989, Pendekatan
ü  Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remadja Karya Offset.
ü  Silberman Mel, 1996, Active Learning, USA : Yappendiq.
ü  http:///www.revolusi cara belajar.edu



[1] .Imam Azhar, “Learning Revolution”, diakses pada tanggal 9 September 2012, dalam http://jgatraya.blogspot.com/2009/03/learning-revolution.html
[2] Tabrani Rusyan, dkk,  Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remadja Karya Offset, 1989), h. 169.
[3] Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar (Bandung: Kaifa, 2001), h. 21.
[4] Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar (Bandung: Kaifa, 2001), h. 25-29.
[5] Jalaluddin Rakhmat, Belajar Cerdas (Bandung : MLC, 2006), h. 5.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar